Kamis, 23 Juli 2015

W. O.W


Jangan cuma dirumah,
INDONESIA itu INDAH kawan.
MasyaAllah,
Takjub dengan keindahannya.
Bersyukur diberi kesempatan menikmati keindahan alamNya.


Jumat, 10 Juli 2015

Ini saya tugasku temanG

Enterpretation
task about bilingual.language.
Nama : Lusiana Putri
Stambukku: 06420130102
class : C,4
DANAU TENDETUNG

In ancient times , in a village about 2 kilometers from the village kanali , there was a young couple who love each other . Love they do not get the blessing of their parents . According to custom and religion , they are forbidden to be husband and wife . To separate them , both her ​​parents are planning to marry his daughter to another man . The youth felt hurt by the plan and tried to thwart the wedding party . Long before he has been informed of this plan to his girlfriend . They have agreed to flee in the day .
YOU want to know what the young man ? Youth was intentionally collect marine animals are put into the bamboo . According to the trust at that time , when the goods are placed in homes of people who were partying , would be disastrous (in Banggai Tobibil ) very large in that area . The young man desperate to marry her dreams , regardless of when the plan would cause a major disaster for others . He is so confident that the actions to be performed will cause the springs are flooded throughout the area. Because of this belief , long before he had to prepare a boat to be used with his girlfriend to flee to other areas , and a happy life in a new area .

Right at the girl 's wedding day , the young man tying restrictions objects that have been prepared on a main pillar of houses on stilts to be made a party , in the hope there will be Tobibil . True estimates ,

The party finally shattered mess with the onset of the flood emanating from a building that has been placed under objects such bans . Regardless of other victims who fell , the young man immediately invited her lover who had prepared the boat ride . And they immediately fled following the swift water coming out of the ground .

Apparently their act was not only opposed by both parents . Nature and God 's wrath on the act , too, that , because many of the obstacles that confront both the juvenile runaway . On each trip , the boat they were always blocked by fallen trees , forcing them to divert to another direction . Thus , the coming barrage of obstacles , so that the boat turns and even then reaching tens bend . In turn that into a hundred , suddenly in front of them there was a large hole diameter of about five meters that swallowed the flood including a pair of lovebirds was with his boat . No one knows what is experienced by the two lovebirds are in the soil . Clearly , their aspirations for a happy life together has been destroyed .

Approximately three months later at the village kanali appeared two clear springs . The distance between the springs with other springs of approximately 300 meters . From both these springs flowed two rivers that empty into the ocean . Finally , by residents of the two rivers named sundano and kekiap is the name of a pair of star-crossed lovers are . Residents believe that the two springs that are the embodiment of the bodies of the young people , who may be the boat broke in soil depth there , so that their bodies thrown in both the spring .


The fate of these two lovebirds indeed have ended tragically , but the peculiarities arise after the incident . Every six months , the water that flows from the initial flood towards the big hole like something clogged , resulting in all the lands under water into a lake called Lake Tendetung . Six months later the water is dry like the dust, so it appeared that the river water is berbelokan hundred twists . Strangely enough , every receded or dried , the winding river springs had sprung hundred fish called Telendek fish population . Because of this, many people who fall into tendetung find fish all excursions . As a result , the water in Sundano and Kekiap becomes somewhat murky . As this occurs regularly , around the population , including Bajo , which utilizes water and Kekiap Sundano could mark , when dry lake water and lake water when riding .


One oddity again , that until now the population adhered very taboo , namely : water that is in the Fountain Sundano NOT be mixed with water in the Fountain River Kekiap . If these restrictions are violated , surely there will be a very great calamity ( Papaak Koselese ) in the region . The confidence of the population found in the underground river between the two lakes with the river Tendetung lot of the turn , it can be proven . Ever conducted experiments with immersive way betel nut into the hole in the ground into a river before, and then keep it in the spring sundano , and kekiap . Apparently, betel nuts before arriving there has been colored yellow , and takes about 3 months . Though the distance from the hole to the spring is not far away , if a straight line is drawn , perhaps not until last night had reached its destination .

There is again another proof , there is one place on the lake and Kanali Tendetung called Ndundung area , when the foot snapped to sound like the sound of Gong ( Ndundung ) . This indicates that in the ground there is a big hole . Such is the story behind the uniqueness and peculiarities of Lake tendetung . For those who want to prove uniqueness directly , please visit the lake Kanali Tendetung located in Banggai Islands .


ARTINYA….

DANAU TENDETUNG

Pada zaman dahulu, di sebuah dusun kurang lebih 2 kilometer dari kampung kanali, ada sepasang muda-mudi yang saling mencinta. Percintaan mereka tidak mendapat restu dari kedua orang tua mereka. Menurut adat dan agama, mereka memang terlarang untuk menjadi suami isteri. Untuk memisahkan mereka, kedua orang tua si gadis berencana untuk menikahkan putrinya dengan pria lain. Sang pemuda merasa sakit hati dengan rencana tersebut dan berusaha menggagalkan pesta pernikahan tersebut. Jauh sebelumnya dia sudah memberitahukan rencana ini kepada kekasihnya. Mereka sudah sepakat untuk melarikan diri di hari tersebut.
Anda ingin tahu apa yang dilakukan pemuda tersebut? Pemuda tadi sengaja mengumpulkan binatang-binatang laut yang dimasukkan ke dalam bambu. Menurut kepercayaan saat itu, bila barang-barang tersebut diletakkan di rumah orang yang sedang berpesta, akan menimbulkan malapetaka (dalam bahasa banggai Tobibil) yang amat besar di daerah itu. Pemuda itu nekat untuk mempersunting idamannya, tanpa mempedulikan bila rencana tersebut akan menimbulkan bencana besar bagi orang lain. Dia begitu yakin bahwa dengan perbuatan yang akan dilakukan tersebut akan menimbulkan mata air yang membanjiri seluruh daerah tersebut. Karena keyakinan tersebut, jauh hari sebelumnya dia sudah menyiapkan sebuah perahu yang akan digunakan bersama kekasihnya untuk melarikan diri ke daerah lain, dan hidup bahagia di daerah yang baru.
Tepat pada hari pernikahan sang gadis, pemuda tersebut mengikatkan benda-benda pantangan yang telah dipersiapkan pada tiang utama rumah panggung yang akan dibuat pesta, dengan harapan akan timbul Tobibil. Benar perkiraannya,
pesta itu akhirnya buyar berantakan dengan timbulnya air bah yang memancar dari bawah bangunan yang telah diletakkan benda-benda larangan tersebut. Tanpa mempedulikan korban lain yang berjatuhan, pemuda tersebut segera mengajak kekasihnya naik perahu yang telah disiapkannya. Merekapun segera melarikan diri mengikuti derasnya air yang keluar dari dalam tanah tersebut.
Rupanya perbuatan mereka itu tidak hanya ditentang oleh kedua orang tuanya. Alam dan Tuhan pun ikut murka pada perbuatan tersebut, sebab banyak sekali rintangan yang menghadang pelarian kedua remaja tersebut. Pada setiap perjalanan, perahu mereka selalu dihadang oleh pohon-pohon yang tumbang, sehingga memaksa mereka untuk membelokkan arah ke tempat lain. Demikianlah, rintangan bertubi-tubi datangnya, sehingga belokan perahu itupun mencapai berpuluh-puluh tikungan. Pada belokan yang ke seratus, mendadak di depan mereka ada sebuah lobang besar berdiameter kurang lebih lima meter yang menelan air bah tersebut termasuk sepasang sejoli tadi bersama perahunya. Tak seorangpun tahu apa yang dialami oleh dua sejoli tersebut dalam tanah. Yang jelas, cita-cita mereka untuk hidup bahagia bersama musnah sudah.
Kurang lebih tiga bulan kemudian di kampung kanali muncullah dua mata air yang jernih. Jarak antara mata air yang satu dengan mata air yang lainnya kurang lebih 300 meter. Dari kedua mata air tersebut mengalirlah dua sungai yang bermuara di lautan. Akhirnya, oleh penduduk kedua sungai itu diberi nama sundano dan kekiap yaitu nama sepasang sejoli yang bernasib sial tersebut. Penduduk berkeyakinan bahwa kedua mata air itu adalah penjelmaan dari jasad muda-mudi tersebut, yang mungkin perahunya pecah di kedalaman tanah sana, sehingga tubuh mereka terlempar pada kedua mata air tersebut.
Nasib kedua sejoli ini memang telah berakhir dengan tragis, tetapi keanehan-keanehan muncul setelah peristiwa tersebut. Setiap enam bulan sekali, air yang mengalir dari awal air bah menuju lobang besar tersebut seperti tersumbat sesuatu, sehingga mengakibatkan seluruh daratan tergenang air menjadi sebuah danau yang disebut Danau Tendetung. Enam bulan kemudian air tersebut kering bagai ditelan bumi, sehingga tampaklah air sungai yang berbelokan seratus tikungan tersebut. Anehnya lagi, setiap surut atau kering, pada mata air sungai yang berkelok seratus tadi bermunculan ikan-ikan yang disebut penduduk ikan Telendek. Karena hal tersebut, banyak penduduk yang turun ke tendetung mencari ikan sekalian berdarmawisata. Akibatnya, air yang ada di Sundano dan Kekiap pun menjadi agak keruh. Karena hal ini terjadi secara rutin, penduduk sekitar, termasuk suku Bajo, yang memanfaatkan air Sundano dan Kekiap bisa menandai, kapan air danau kering dan kapan air danau naik.
Satu keanehan lagi, yang sampai kini menjadi satu pantangan yang amat dipatuhi penduduk, yakni: Air yang ada di Mata Air Sundano TIDAK BOLEH dicampurkan dengan air yang ada di Mata Air Sungai Kekiap. Apabila pantangan ini dilanggar, niscaya akan timbul sebuah malapetaka yang amat hebat (Papaak Koselese) di wilayah itu. Adapun kepercayaan penduduk yang berpendapat bahwa sungai yang di bawah tanah antara danau Tendetung dengan kedua sungai tersebut banyak belokannya, ini bisa dibuktikan. Pernah diadakan percobaan dengan cara menghanyutkan buah pinang ke dalam lobang masuk sungai di dalam tanah tadi, kemudian menjaganya di mata air sundano, dan kekiap. Ternyata, buah pinang tadi sampainya di sana sudah berwarna kuning, dan memakan waktu sekitar 3 bulan. Padahal jarak dari lubang ke mata air tersebut tidaklah jauh, kalau ditarik garis lurus, mungkin tak sampai semalam sudah sampai ke tujuan.
Ada lagi bukti lain, ada satu tempat di antara Danau Tendetung dan Kanali yang disebut daerah Ndundung, bila kaki dihentakkan akan berbunyi seperti bunyi Gong (Ndundung). Hal ini menandakan bahwa di dalam tanah ada satu lobang besar. Demikianlah kisah dibalik keunikan dan keanehan Danau tendetung. Bagi yang ingin membuktikan keunikannya secara langsung, silahkan mengunjungi Danau Tendetung yang berada di Kanali Kabupaten Banggai Kepulauan.